BRID

Blogger Reporter Indonesia

Minggu, 22 September 2013

SINGAPUR HOT

Negeri kami ini kecil. Cuma satu setengah kali Jakarta. Dan posisi kami terjepit diantara raksasa Asean, mulai dari Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina. Selain kecil. Kami juga gak punya tambang dan tak punya sumber daya hutan. Beras dan pangan aja kami datangkan dari Thailand. Krn itu, pemerintah kami sangat mewanti-wanti agar kami serius mengurus negara kami, katanya. Apa yang diwanti-wanti pemerintah pada kalian?, tanyaku. Kami gak boleh leha-leha dan lengah dan gak boleh lama bodoh, kayak kalian, jawabnya. Maksudmu?, tanyaku. Balik. Kali ini dng nada yg agak tinggi. Perhatikan deh, katanya. Pemerintah kami menegaskan pada kami, bhw: 1. Kalau kami bodoh, maka bekerjalah sbg pegawai negeri. Di negeri kami, pegawai negeri gak perlu mikir. Semua yg hrs dikerjakannya sdh tersusun rapi aturannya di dlm komputer di atas meja masing-masing. Gak boleh nafsir gak boleh nerima suap; 2. Kalau kami pintar, kerjaan yg cocok adalah jadi pedagang. Sbg pedagang, kami harus mikir. Berapa kenaikan kebutuhan daging ayam, daging sapi dan telur di Indonesia menjelang dan selama puasa, idul fitri, idul adha, natal dan tahun baru, termasuk waktu gong xie fat chai, hrs kami hitung dng jelas. Lalu kami bergegas mendatangkan semua barang itu dari Argentina dan memasoknya ke setiap kota di Indonesia. 3. Kalau kami berjiwa besar dan punya nyali utk mengabdi negeri, maka profesi yg cocok adalah jadi politisi. Di negeri kami, politik bukanlah lapangan kerja. Tapi lapangan pengabdian. Orang yg jadi politisi bukanlah cari kerjaan. Dan tak mungkin jadi kaya. Mereka mengabdi, katanya. Lantas apa perlunya engkau ceritakan itu padaku?, tanyaku lagi. Ah kamu gimana sih!, katanya. Saya bolak-balik ke Batam. Kota itu penuh dng baliho. Isinya adalah foto orang-orang yg ingin jadi anggota DPR-RI. Pertanyaan saya adalah: 1. Kenapa hrs pakai baliho? Apa gak rusak tuh estetika kota?? Di Singapore sekarang lagi ada pesta balapan F1. Sepotong baliho pun tak ada di pinggir jalan. Kami yg bikin balapan. Tapi penontonnya dari negeri kamu. Htl kami penuh sesak dan restoran kebanjiran pengunjung; 2. Mau apa mereka setelah duduk di DPR-RI? Apa yg mereka bakal lakukan kalau saban hari raya aja sibuk cari daging dan ayam ke Singapore??? Padahal negerimu adalah negeri kolam susu. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman toh??? Kenapa pemerintah tdk memajukan sektor pertanian kalian?, tanyanya. Dan akupun pura-pura gak mendengarkan celotehannya. (Share from : Sahat M.)

Tidak ada komentar: