BRID

Blogger Reporter Indonesia

Minggu, 16 Desember 2012

KIDAL ITU SEKSI

Selama ini dipercaya, manusia primitif cakap menggunakan dua tangan. Tangan kanan mulai lebih sering dipakai pada zaman perunggu saat peralatan menjadi sangat penting. Tangan kanan pun dianggap lebih superior daripada yang kiri. Di masa Romawi kuno ada anggapan, tangan kiri adalah buruk. Sampai berabad-abad kemudian kidal masih dikaitkan dengan kecanggungan dan kebodohan. Berapa banyak jumlah orang kidal? Tahun 1977 diadakan penelitian tentang karya seni, mulai lukisan batu di gua dari tahun 15000 SM hingga yang buatan tahun 1950. Disimpulkan mayoritas pelukisnya menggunakan tangan kanan. Pada 1999, proporsi orang kidal 8-10 % dari populasi total di dunia, meski sumber lain menyebutkan angka 10-15%. Berhubung selama ini belum pernah tercatat adanya suatu budaya atau masyarakat yang seluruh anggotanya secara ekslusif kidal, lalu disimpulkan pemicu menjadi kidal bukanlah faktor budaya, tetapi biologis. Namun, untuk menentukan apa persisnya penyebab kekidalan, memang sulit. Apalagi semasa bayi, manusia melewati beberapa tahap dalam menggunakan tangan. Mulanya yang satu, kemudian yang lain, demikian berganti-ganti sampai di usia dua tahun, saat terbentuknya kecenderungan untuk lebih suka menggunakan salah satu tangan. Sebenarnya, penelitian tentang tangan yang kidal dan yang bukan ini sudah mengusik pemikir tangguh Aristoteles dan Plato. Baru pada 1648 seorang dokter Inggris, Sir Thomas Browne, dalam bukunya Vulgar Errors, untuk pertama kalinya menghubungkannya dengan otak. Belahan kanan otak besar dominan terhadap organ belahan kiri, sebaliknya belahan kiri mengatur organ tubuh bagian kanan. Belahan kiri juga berfungsi sebagai pusat pemikiran logis, sedangkan belahan kanan lebih berperan dalam bidang keterampilan visual. Selama ini, sebagian besar orang di dunia dituntut untuk berpikir rasional, akibatnya lebih banyak pula orang yang terbiasa memakai belahan otak kiri. Alhasil, organ bagian kanan yang dominan terpengaruh, termasuk tangan. Maka diduga, seniman yang lebih banyak menggunakan belahan otak kanan, tentu kecenderungan kidalnya lebih besar. Sesuai penelitian, persentase seniman yang kidal dua kali lipat dibandingkan dengan populasi umumnya. Di dalam kelompok ini antara lain Leonardo da Vinci, Charlie Chaplin, Judi Garland, dan Ringo Starr. Selain otak, diduga ada sebab lain. Konon, 40% orang yang mengalami kerusakan otak yang hebat saat lahir akan jadi kidal. Maka diduga, orang menjadi kidal karena menderita cedera ringan di otak saat lahir, yang tak ketahuan. Tapi karena tidak setiap orang yang mengalami kerusakan otak menjadi kidal, faktor genetika mungkin berbicara juga. Ada beberapa teori genetika yang rumit. Di antaranya teori tentang warisan kecenderungan penyimpangan fungsi tangan kanan. Tanpa unsur ini dalam gen, orang akan menjadi pemakai tangan kanan ataupun kidal, sesuai pengaruh lingkungan saja. Buktinya, menurut penelitian, bayi yang sering tidur dengan kepala menghadap kanan akan menjadi pengguna tangan kanan, sedangkan yang menghadap kiri cenderung kidal. Sehingga bayi yang meletakkan kepala ke arah kanan dan tidak kidal, berarti mempunyai warisan kecenderungan fungsi tangan kanan. Ada lagi penemuan unik, penggunaan tangan berhubungan dengan kemampuan bicara. Orang kidal yang dipaksa mengingkari cirinya akan sulit membangun kemampuan bicara alias gagap. Hal ini terjadi pada Raja George VI dari Inggris. Anak kidal biasanya mengalami kesulitan. Mulai dari menulis abjad -yang bentuknya memang sulit ditulis bagi para kidal- hingga menggunakan alat sehari-hari seperti gunting atau setrika (yang didesain untuk tangan kanan). Namun, tak terbukti kidal jadi faktor pengalang keberhasilan. Di antara mereka banyak yang terkenal, misalnya bintang sepakbola Brasil Pele, ilmuwan Benjamin Franklin, Presiden AS Harry S. Truman, dan David Rockefeller -presiden Chase Manhattan Bank. (Intisari) Dibaca 158 kali | 0

KATA PAK SAHAT

TV kita penuh dng programa yang menghadirkan barisan pakar yang ahli banget memaparkan kesalahan orang lain. Dan dari programa itu, kita belajar bahwa orang yang bicara diposisikan seolah benar banget dan yang dibicarakan seolah salah banget, katanya. Padahal, dalam realitas hidup yang sebenarnya, nyaris tak ada orang yang bisa benar saban hari dan tak mungkin pula ada orang yang salah mulu, sela yang lain. Itulah. Kita ini sedang sibuk utk saling menyakiti. Semua orang seakan sedang berlomba mengeskalasi kontroversi dan hampir tak ada yang mencoba menawarkan solusi, kata yang lain. Lalu orang yang duduk di sebelahku nyolek aku sambil berbisik: 'Ahli kontroversi yang paling canggih ya orang yang ngomong paling belakangan itu lah, katanya'. Hmmm, ktaku dalam hati. ~gudnite frenz~

JOMBLO PASTI BERJODOH

Memahami Jodoh dan Cinta'

Tulisan ini aku hadiahkan untuk sahabat2ku, yang mungkin lagi galau memahami cinta dan jodoh..

IKhwah fillah..
mari berpikir secara realistis, setiap menusia punya kekurangan – sekaligus kelebihan. Mereka yang menikah adalah orang2 yang berani menerima kekurangan pasangannya, bukan mencari orang2 yang sempurna.
berpikir realistis terhadap orang yang akan melamar kita, atau yang akan kita lamar, adalah kesempurnaan. Maka doa kita kepada Allah bukanlah, 'berikanlah padaku pasangan yang sempurna' akan tetapi 'ya Allah, karuniakanlah padaku pasangan yang baik bagi agamaku dan duniaku'.

Percaya diri itu harus dan penting, tapi terlalu PEDE adalah kesalahan.
Jangan terlalu percaya diri akhi bahwa lamaran antum diterima.
Jangan juga terlalu yakin ukhti, bahwa sang pujaan akan datang ke rumah anti melamarmu.
Jodoh adalah perkara gaib. Tanpa ada seorang pun yang tahu kapan dan dengan siapa kita akan berjodoh. Cinta tulus dan jodoh tidak mengenal status dan pandangan fisik.

Bukan karena ukhti cantik maka para ikhwan menyukai ukhti.
bukan karena akhi seorang aktivis dakwah lalu setiap akhwat mendambakannya.
enggak, sekali enggak. Kita tidak bisa mengukur kebahagiaan orang lain menurut persepsi kita.

Bukankah sering kita melihat seseorang yang menurut kita 'luar bisa' tapi ternyata berjodoh dengan yang ‘biasa-biasa saja'.
Seperti seringnya kita melihat pasangan yang ganteng dan cantik, populer tapi kemudian berpisah.
Inilah rahasia cinta dan jodoh, TIDAK BISA terukur dengan persepsi manusia. Maka landasilah rasa percaya diri kita dgn sikap tawakal kepada Allah. Kita berserah diri kepadaNya akan keputusan yang DIA berikan.

Bersedih hati karena gagal bersanding dengan dambaan hati wajar adanya. Tapi bukan alasan untuk menyurutkan langkah untuk berumah tangga.
Dunia ini luas, demikian pula dengan orang2 yang mencintai kita.
Kegagalan cinta bukan berarti kita tidak berhak bahagia atau tidak bisa meraih kebahagiaan.
Bila hari ini Allah belum mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai, insyaAllah ia akan datang esok atau lusa, atau kapanpun ia menghendaki, itu adalah bagian dari kekuasaanNya. bagaimana kamu berprasangka kepada Allah, itulah yang akan Allah berikan untukmu.

Cinta juga berproses. Ia membutuhkan waktu. Ia bisa datang dengan cepat tak terduga atau mungkin tidak seperti yang kita harapkan. Ada orang yang dengan cepat berumah tangga, tapi ada pula yang merasakan segalanya berjalan lambat, namun tidak pernah ada kata terlambat untuk merasakan kebahagiaan dalam pernikahan. Beri kesempatan diri kita untuk kembali merasakan kehangatan cinta.

Tidak pernah ada kata menyerah untuk meraih kebahagiaan dalam naungan ridhaNya. Yang pokok, ikhwan atau akhwat yang kelak akan menjadi pasangan kita adalah mereka yang dirihai agamanya. “jika melamar kepada kalian seseorang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah ia, bila kalian tidak melakukannya maka akan ada fitnah di muka bumi dan kerusakan yang nyata” (HR. Tirmidzi).

dan tulisan ini aku akhiri dengan bait berikut:
kadang Allah menyembunyikan matahari dari pandangan kita,
DIA datangkan kepada kita hujan deras, petir dan kilat menggelegar,
kita ketakutan, dan bertanya-tanya, kemana hilangnya sinar matahari yang hangat?
Ternyata..setel ah itu Allah menghadiahkan kita PELANGI