BRID

Blogger Reporter Indonesia

Sabtu, 26 Maret 2016

Ijasah atau belajar?

Ijasah atau belajar

Di Jaman digital seperti ini belajar tidak lagi tergantung dengan ruang dan waktu, bisa kapan saja dan bisa di mana saja. Ketika itu sudah terjadi maka apa masih diperlukan selembar ijasah?

Sementara banyak di luar sana orang mengejar ijasah dengan berbagai cara, bahkan sampai menghalalkan segala cara. Dari cara kuliah di hari libur sampai cara yang bisa dipidana dengan istilahnya "nembak" gelar/titel. Mungkin saja ijasahnya aspal atau dapat mencetak di percetakan. Tapi apakah bisa membuktikan kemampuannya ketika diuji.

Terutama ketika menghadapi ujian penerimaan pegawai perusahaan atau uji ketrampilan untuk suatu profesi tertentu misalnya mengelas atau menjahit. akan terlihat kalau ijasah kursusnya palsu atau belum layak lulus kalau ketika dites memegang alatnya saja masih canggung.

Memang banyak sih yang terampil bahkan mumpuni dari hasil autodidak atau belajar sendiri dari pengalaman selama menekuni pekerjaan. Tapi sekali lagi dunia kerja masih mensyaratkan selembar sertifikat atau ijasah untuk menjadi bukti atau syarat administratif bagi suatu profesi.

Jadi bagaimana? Jadilah pengusaha atau pebisnis untuk usaha sendiri, dengan membuka bengkel las anda tidak perlu melampirkan ijasah las, dengan membuka tailor atau konpeksi anda juga tidak perlu mempersiapkan ijasah atau selembar sertifikat. Dengan layanan prima dan hasil yang bermutu dan memuaskan pelanggan. Insyaallah usaha anda maju dan anda bisa sukses bahkan kaya seperti Mark Zukerberg pendiri Facebook atau Bill Gates pendiri Microsoft yang DropOut Dari Harvard University.

Jadi jangan menyerah, teruslah belajar.